SANAA - Faksi bertikai di Palestina, Hamas dan Fatah sepakat menyelesaikan semua persoalan internal melalui dialog damai. Kesepakatan tersebut tercapai setelah delegasi masing-masing faksi melakukan pembicaraan selama beberapa hari di Yaman.
"Hamas dan Fatah menyepakati inisiatif Yaman sebagai bingkai untuk menggelar dialog damai guna mewujudkan situasi di Palestina, seperti sebelum Hamas menguasai Jalur Gaza pada pertengahan Juni lalu," demikian bunyi deklarasi Sanaa yang dibacakan Menteri Luar Negeri Yaman Abu Bakr al-Kurbi, Senin (24/3/2008).
Dokumen tersebut sebelumnya ditandatangani Ketua Parlemen Fatah Azzam al-Ahmed dan Pemimpin Kedua Hamas Mussa Abu Marzuk. Sebelumnya, kedua tokoh ini gagal menyepakati inisiatif Yaman yang dianggap lebih menguntungkan Fatah.
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dalam jumpa pers mengatakan, pihaknya siap menjadi tuan rumah dialog Hamas-Fatah yang sedianya digelar pada awal April.
Namun, Saleh mengingatkan bahwa dialog tersebut kemungkinan akan berjalan alot. Belum ada komentar dari kubu Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang juga pemimpin Fatah.
Di pihak lain, juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menegaskan, dokumen Sanaa hanyalah bingkai untuk menggelar dialog damai, belum mencakup kesepakatan antara Hamas dan Fatah. "Masih harus ada sarat-sarat lagi yang disetujui," tegasnya.
Di Ramallah, Tepi Barat, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Dick Cheney meminta Presiden Abbas terus mengupayakan perdamaian dengan Israel. Cheney mengatakan, perdamaian Palestina-Israel akan mengorbankan banyak hal yang harus disepakati kedua pihak.
Selasa, 25 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar